laporan observasi interaksi psikologis antara da’i dan mad’u



I.                   Latar Belakang
Dari beberapa Majlis Ta’lim yang ada di Ngaliyan, kami dari kelompok 5 mengapa lebih memilih Majlis Ta’lim An-Nur yang berada di Desa Tanjung Sari Kecamatan Ngaliyan Semarang. Pertama dari segi tempat yang strategis dan mudah dijangkau oleh kelompok kami, yang kedua yaitu karena semangat da’inya yang membuat kami ingin observasi. Kerana da’inya mempunyai komitmen yang sungguh luar biasa untuk menyebarluaskan islam dikalangan para lansia / mad’u Majlis Ta’lim An-Nur. Ketiga, semangat dari mad’unya yang usianya sudah diatas rata-rata yaitu 50 keatas.
Dalam observasi kali ini, kami mengambil tema “Interaksi Psikologis antara da’i dan mad’u”. Karena dalam berdakwah sangat diperlukan psikologi untuk mengetahui keadaan mad’u dan bisa mengerti tingkah laku mad’u itu sendiri. Selain itu keberhasilan seorang da’i dalam menyampaikan dakwahnya tergantung pada respon mad’u untuk memenuhi ajakan sang da’i. Salah satu pusat perhatian psikologis dakwah adalah bagaimana dakwah itu bisa disampaikan secara persuasif. Persuasif dari segi bahasa atau tingkah laku.  Bahasa yang digunakam da’i mempunyai peran yang sangat besar dalam dalam mengendalikan perilaku mad’unya. Bahasa ibarat remot control yang dapat menyetel manusia menjadi tertawa, menangis, sedih dan semangat. Sebagai pesan, bahasa juga ada psikologinya, misalnya cara berkata da’i kepada mad’u, isyarat terteentu yang digunakan, dan struktur bahasa.
Maka dari itu, dari latar belakang yang sedemikian rupa kami mengambil judul “Interaksi Psikologis Da’i dan Mad’u dalam Majlis Ta’lim An Nur” Tanjung sari Ngaliyan Semarang.
II.                Rumusan masalah
1.      Bagaimana interaksi psikologis antara da’i dan mad’u dalam Majlis Ta’lim Annur Tanjungsari Ngaliyan Semarang?
2.      Bagaimana cara da’i memberikan motivasi terhadap mad’u dalam Majlis Ta’lim An Nur?
3.      Bagaimana pengaruh motivasi terhadap mad’u dalam Majlis Ta’lim An Nur?
III.             Tujuan penelitian.
1.      Untuk mengetahui interaksi psikologis antara da’i dengan mad’u dalam Majlis Taklim Annur Tanjungsari Ngaliyan Semarang.
2.      Untuk mengetahui cara da’i memberikan motivasi terhadap mad’u dalam Majlis Taklim Annur Tanjungsari Ngaliyan Semarang.
3.      Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap mad’u dalam Majlis Taklim Annur Tanjungsari Ngaliyan Semarang.

IV.             Teori
1.      Pengertian Majlis Ta’lim
Dari segi etimologi “Majelis Taklim” berasal dari bahasa arab, yang terdiri atas dua kata, yaitu Majelis dan Taklim. Majelis artinya tempat duduk, tempat sidang, dewan.[1] Sedangkan Taklim diartikan sebagai pengajaran. Dengan demikian secara bahasa “Majelis Taklim”adalah tempat untuk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama islam.[2]
Dalam kamus bahasa Indonesia pengertian Majelis adalah lembaga (organisasi) sebagai wadah pengajian dan kata majelis dalam kalangan ulama adalah lembaga masyarakat non pemerintah yang gterdidi atas para ulama islam.[3]
Adapun pengertian majlis taklim menurut istilah, sebagaimana yang dirumuskan pada musyawarah majelis taklim se-DKI Jakarta tahun 1980 adalah lembaga pendidikan non formal islam yang memiliki kurikulum sendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan didikuti oleh jamaah yang relative banyak, dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesame manusia dan antara manusia dengan lingkungannya, dalam rangka membina masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT.
2.      Pengertian Interaksi Psikologis.
Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih obyek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Homans ( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan Interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.
Interaksi Psikologis diartikan sebagai suatu bentuk hubungan antara dua orang atau lebih dimana tingkah laku seseorang diubah oleh tingkah laku orang lain. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi melalui dorongan melalui dorongan antar pribadi dan respon antar pribadi ynag bersifat  bioligis. Proses tersebut berlangsung timbal balik dimana masing-masing bertindak dalam keseluruhan proses yang mempengaruhi atau menagkibatkan orang lain juga bertindak.
Ada beberapa unsur dakwah, diantaranya adalah:
-          Da’i
-          Mad’u
-          Materi
-          Media
-          Metode
3.      Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yaitu dorongan yang datang dari dalam untuk berbuat (Walgito, 2002). Motif berasal dari bahasa latin Movere yang berarti bergerak atau to move.
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Para ahli psikologi menempatkan motivasi pada posisi penentu bagi kegiatan hidup individu dalam usahanya mencapai tujuan. Motif adalah impulse atau dorongan yang memberi energi pada tindakan manusia sepanjang lintasan kognitif atau perilaku ke arah pemuasan kebutuhan. Motif bukan hanya merupakan suatu keadaan perasaan. Motif bukan hanya merupakan suatu dorongan fisik, tetapi juga merupakan orientai kognitif, elementer yang diarahkan pada pemuasan kebutuhan. Oleh karena itu motifasi dipandang sangat penting dalam kehidupan manusia. Adapun para psikolog memberikan pengertian dan teori-teori sebagai berikut:
·         Sigmund Freud berpendapat bahwa dasar dari motivasi tingkah laku manusia adalah insting (naluri).
·         Abraham Maslaw berpendapat bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan bersal dari sumber genesis atau naluri.
·         K. S.Lashlay berpendapat bahwa motivasi dikendalikan oleh respon-respon susunan syaraf sentral ke arah rangsangan dari dalam dan dari luar yang fariasinya sangat kompleks, termasuk perubahan kompoisi kimiawi dan aliran darah.
·         Fillmore H.Sanford berpendapat bahwa motivasi itu motion yang berarti gerakan. Oleh karena itu Ia mengartikan motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan suatu organisme dan mengarahkannya kepada suatu tujuan.
·         Floyd L. Ruch berpendapat bahwa motivasi manusia sangat kompleks dan dapat mempengaruhi manusia dalam tiga cara:
a.       Motif memungkinkan pola rangsang dari luar diri manusia mengalahkan rangsangan lain yang menyainginya.
b.      Motif dapat membuat seseorang terikat dalam satu kegiatan tertentu ehingga ia dapat menemukan objek atau situasi khusus diluar dirinya.
c.       Motif dapat menimbulkan kekuatan untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih berat.
Fungsi motivasi dari uraian diatas menunjukkan bahwa motivasi mendorong timbulnya perilaku dan mempengaruhi serta mengubah perilaku. Jadi fungsi motivasi ialah :
¨      Mendorong timbulnya perilaku atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
¨      Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan.
¨      Sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan dan menopang tingkah laku manusia. Motivasi mengarahkan tingkah laku individu kearah suatu tujuan, menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan individu tersebut.
Tujuan motivasi bagi seorang da’i adalah menggerakkan atau memacu objek dakwah (mad’u) agar timbul kesadaran membawa perubahan tingkah laku sehingga tujuan dakwah dapat tercapai. Selanjutnya seorang da’i dituntut untuk mengarahkan tingkah lku mad’u sesuai dengan tujuan dakwah kemudian menopng tingkah laku mad’u dengan mencipatakan lingkungan yang dapat menguatkan dorongan-dorongan tersebut.
Penting bagi seorang da’i mengetaui motif-motif mendesak dari sasaran dakwahnya agar seorang da’i mampu menyesuaikan materi dakwah. Metode dakwah atau strategi dakwah yang tepat agar tujuan dakwah dapat tercapai.
4.      Pengaruh Motivasi dalam Proses Dakwah.
Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan dan menopang tingkah laku manusia. Motivasi mengarahkan tingkah laku individu kearah suatu tujuan, menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan individu tersebut.
Tujuan motivasi bagi seorang da’i adalah menggerakkan atau memacu objek dakwah (mad’u) agar timbul kesadaran membawa perubahan tingkah laku sehingga tujuan dakwah dapat tercapai. Selanjutnya seorang da’i dituntut untuk mengarahkan tingkah lku mad’u sesuai dengan tujuan dakwah kemudian menopng tingkah laku mad’u dengan mencipatakan lingkungan yang dapat menguatkan dorongan-dorongan tersebut.
Penting bagi seorang da’i mengetaui motif-motif mendesak dari sasaran dakwahnya agar seorang da’i mampu menyesuaikan materi dakwah. Metode dakwah atau strategi dakwah yang tepat agar tujuan dakwah dapat tercapai.
V.                Metode
1.      Observasi
Observasi adalah pengumpulan data denngan menggunakan metode pengamatan secara langsung dalam kegiatan majlis ta’lim.
2.      Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang atau melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan menggunakan pertanyaan-pertaanyaan tertentu. Dalm studi kasuss ini, kami mewawancarai penggagas Majlis Ta’lim An Nur yang bernama Ibu Nur dan pengurus majlis ta’lim yaitu ibu Umul Baroroh selaku ketua Majlis Ta;lim. 
VI.             Temuan Lapangan
§  Gambar Majlis Ta’lim
a.      Sejarah Majlis Ta’lim
Majlis Ta’lim An-Nur didirikan pada tahun 2003 yang di prakarsai oleh ibu Nur selaku pemilik kost An-Nur. Majlis Ta’lim ini dulunya melakukan aktifitas rutinannya di masjid Darusy Syukur Ngaliyan.  Akan tetapi melihat mad’unya para ibu dan lansia, sehingga tempat Majlis Ta’limnya dipindah dirumah ibu Nur. Sembari menunggu pembangunan kost yang mempunyai aula besar, Majlis Ta’lim dilaksanakan di dalam rumah. Dan saat ini, Majlis Ta’lim di laksanakan di aula kost An-Nur.
Mad’u dalam Majlis Ta’lim An-Nur adalah ibu-ibu dan para lansia. Karena melihat perkembangan zaman yang semakin pesat ini, para remaja di lingkungan majlis ta’lim ini merasa tidak cocok untuk menghadiri majlis ta’lim ini. Yang dulunya mad’unya kurang lebih 50 orang, sekarang tinggal 30 orang. Karena ada beberapa yang sudah menghadap Allah SWT.
b.      Tempat
Pelaksanaan majlis ta’lim ini berada di rumah ibu Nur lebih tepatnya Kost An-Nur. Yang beralamatkan jalan Tanjung Sari No. 25 RT/RW:07/05 Kelurahan Tambak Aji Kecamatan Ngaliyan Semarang.
c.       Struktur Pengurus Majlis Ta’lim
Ketua              : Ibu Umul Baroroh
Wakil Ketua    : Ibu Dewi
Sekretaris                    :Ibu Rina
Bendahara                   : Ibu Anila
                                            Ibu Agus
Pemateri                      : Bapak Qomaruddin
  Bapak Sholeh
                                            Ibu Umul Baroroh
d.      Waktu
Waktu pelaksanaan majlis ta’lim setiap hari Minggu dan di mulai pukul 14.00 – 15.30 WIB.
e.       Jama’ah / mad’u
¨      Usia                                   : 50 – 70 tahun.
¨      Jenis Kelamin                    : perempuan
¨      Pendidikan                        :SD
f.       Bentuk Majlis Ta’lim
Bentuk majlis ta’lim An-Nur adalah pengajian rutinan yang mad’unya adalah ibu-ibu dan para lansia. Untuk da’inya sendiri ada 3 orang, yang masing-masing mengisi materi dengan bergantian setiap minggunya. Sebelum da’i datang, mad’u selalu memulai majlis ta’lim ini dengan berdoa bersama-sama terlebih dahulu, kemudian membaca asma’ul husna yang dipimpin oleh ibu Nur.
Penyampaian materi menggunakan kitab. Karena majlis ta’lim ini bersifat rutinan. Sehingga harus ada target dalam materi yang disampaikan. Kitab yang digunakan adalah jauharotul kifarat.  Da’i yang membacakan kemudian menerangkan dengan bahasa yang mudah di pahami madd’u. Disamping di dalam penyampaian materi, da’i selalu mengontrol keadaan mad’u yang selalu mengerjakan nilai-nilai yang sudah di ajarkan dalam majlis ta’lim tersebut. Ketika da’i tidak hadir, maka majlis ta’lim ini mengisi materi dengan membaca surat-surat pendek dan membaca sholawat yang biasanya di pimpin oleh ibu Agus dan ibu Nur.
Selain itu, dalam majlis ta’lim An Nur ada uang jariyah dari mad’u. Dimana uang ini untuk di berikan kepada anak-anak yatim yang berada di daerah sekitar. Selain itu, ketika menjelang bulan Ramadhan ada pembagian sembako untuk para mad’unya sendiri, anak-anak yatim dan para orang-orang miskin.
VII.          Analisis
Dari pemaparan diatas, dapat di simpulkan bahwasanya interaksi psikologis antara da’i dan mad’u dalam majlis taklim annur tanjungsari tercipta sangat baik. Tergambarkan dari seorang da’i yang memberi contoh lansung kepada mad’unya dan mad’u merespon dengan baik dan mau mengikutinya.
Dengan adanya interaksi yang seorang da’i langsung memberikan contoh kepada mad’unya. Dan begitu juga mad’u sangat antusias dalam merespon apa yang di contohkan da’i. Tidak hanya mendengarkan tanpa perlakuan. Namun lansung melaksanakan apa yang dai perintahkan atau ajakan yang dai sampaikan merupakan suatu bentuk kberhasilan dalam proses interaksi psikologis. Dari penjelasan ini dapat disesuaikan dengan bentuk dari interaksi psikologis yaitu mempengaruhi dalam sei psikologis, sehingga mampu merubah mad’u.
Cara da’i memberikan motivasi terhadap mad’unya dengan bentuk ajakan secara lansung. Selain dengan pemaparan dalam pertemuan tiap minggunya, da’i juga memberikan motivasi secara lansung setiap waktunya tidak hanya ketika bertatap muka dalam waktu pengajian. Dapat dicontohkan ketika datang waktu sholat berjama’ah da’i memberikan contoh dengan ikut sholat berjama’ah dan sering kali juga da’i mengajak ibu-ibu secara langsung untuk sholat berjamaah. Ketika akan menjelang datang bulan romadhon sang da’i memberikan santunan terhadap jama’ah, orang-orang miskin, anak-anak yatim yang berada di sekitar area majlis taklim. Bentuk dari pemberian motivasi selain dengan bentuk persuasif juga dapat terwujud dari pemberian suatu hadiah atau bingkisan dalam hal ini da’i dari majlis taklim annur memeberikan bingisan atau hadiah menjelang bulan ramadhan. Sesuai dengan teori yang ada.
Dalam majlis taklim annur pengaruh motivasi dari da’i terhadap mad’unya sangat berpengaruh sekali dimana dari cara memotivasi yang di lakukan da’i dapat merubah dan menuntun mad’u untuk berubah ke arah yang lebih baik sesuai dengan ajrana Allah SWT. Dimana dalam praktiknya da’i mampu mempraktikan ajaran yang di sampaikan secara lansung sehngga kepercayaan mad’u terhadap da’inya dapat tercipta secara kuat.

VIII.       Penutup
Demikian laporan observasi yang dapat kami sampaikan dalam observasi kami di majlis taklim annur tanjung sari ngaliyan semarang. Adapun banyak sekali yang masih kurang dari kata sempurna. Maka sangat di butuhkan kritik dan saran dari pembaca. Atas perhatiannya, kurang dan lebihnya kami ucapkan terima kasih.


[1] Ahmad warson munawir, Al munawir kamus bahasa indonesia, (Yogyakarta : Pustaka Progresif, 1997) hlm. 202
[2] Ibid hlm. 1038
[3] Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa indonesia pusat bahasa, (jakarta : PT. Gramedia Pustaka utama, 2008)hlm. 859

Komentar

Postingan populer dari blog ini

proposal usaha donat kentang

resum studi kebijakan dakwah

laporan observasi BMT